Bagian Pertama: Be Yourself Is All That You Can Do
Semua orang pasti ingin unik. Kita pengen unik, karena keunikanlah yang membedakan kita dari orang lain. Dengan menjadi unik, orang lain akan dengan mudah mengenal kita. Hal ini mungkin malah sudah menjadi harga mati bagi seniman. Dengan keunikannya, karya-karyanya menjadi lebih dikenal, namanya menjadi terkenal pula.
Sebagai gitaris, saya pikir itulah yang selama ini kita idam-idamkan bukan? Ingat ketika kita langsung mengenal permainan Brian May-nya Queen hanya dengan mendengarkan nada pertama dari permainan gitarnya. Atau kita mengenal Yngwie dari permainan arpeggio dan vibratonya yang khas. Atau Steve Vai yang nadanya 'nyeleneh'.
Kita pengen kayak gitu juga kan?
Seorang teman pernah bilang pada saya “Kalo ada acara musik, tanpa harus menonton pun, dan hanya mendengar dari jauh, aku udah tahu kalo itu permainanmu, Man”. Saya terharu banget dengerin komentar kayak gitu. I mean, berarti saya udah unik dong? Hehe.
Saya termasuk orang yang beruntung telah menemukan keunikan permainan saya sendiri. Di luar sana, banyak banget orang yang masih mencari keunikan diri. Padahal, bagi saya keunikan itu adalah jati diri sendiri. Seharusnya orang gak perlu susah-susah mencari, karena keunikan terletak di dalam dirinya sendiri.
Ingat betapa sidik jari kita aja gak ada yang sama. Pola pikir kita juga gak ada yang sama. Di dunia ini, semua orang unik menurut caranya masing-masing. Itulah sebabnya sebenarnya tidak susah menciptakan keunikan, karena Tuhan sudah menciptakan kita secara unik, dari sononya.
Unik bisa aja aneh, bisa aja nggak. Orang bisa unik tanpa harus menjadi aneh. Dan orang bisa aneh karena keunikannya. Saya mau ambil contoh Buckethead. Orang ini saking uniknya sampai jadi aneh. Atau bisa juga saking anehnya, jadi unik. Kita tahu dia selalu pakai topeng. Ia juga selalu menggunakan bucket nya KFC sebagai topi. Lagu-lagunya pun aneh-aneh. Dan tingkah lakunya juga aneh.
Tapi keanehan itu sebenarnya tidak dibuat-buat. Dari yang saya baca, Buckethead bertingkah seperti itu 24 jam dalam sehari. Tiga ratus enam puluh lima hari dalam setahun. Semua kelakuan anehnya tidak dibuat-buat dan ia hidup memang seperti itu.
Ada cerita unik tentang Buckethead, ketika ia masih bergabung dengan Guns n Roses. Pada saat rekaman pembuatan album, Buckethead minta dibuatin kandang ayam di dalam studio. Ia hidup, makan, tidur, dan rekaman di dalam kandang itu. Suatu saat dia membawa anjing peliharannya untuk tinggal di situ juga. Ketika anjing peliharan itu be'ol di dalam 'kandang' Buckethead, Buckethead meminta agar kotoran anjing itu gak dibersihkan, karena dia suka baunya kotoran anjing. Selama berhari-hari kotoran itu gak dibersihkan, dan Buckethead hidup di dalam situ tanpa rasa risih sampai proses rekaman selesai.
Unik, aneh, dan gila ya?
Tapi keunikan itu lahir benar-benar dari dalam dirinya. Ia memang udah aneh dari sononya. Semua tingkah laku Buckethead tidak dibuat-buat untuk mencari sensasi. Melainkan sudah aslinya. Itulah yang ingin saya sampaikan dalam artikel ini. Jadilah unik, bukan karena ingin dikenal atau karena ingin mencari sensasi. Tetapi unik karena diri kamu unik.
Saat ada acara-acara musik, saya sering lihat player atau band yang mencoba tampil unik. Manggung pake sarung, atau pake topeng, atau melakukan hal-hal “aneh” diatas panggung. Tujuannya supaya bisa dibilang unik.
Hal ini, bagi saya sebenarnya agak kurang pas. Kalau mereka melakukannya karena itu sudah pembawaan, atau karena itu lahir dari jiwanya sih gak masalah. Tapi sayangnya, saya selalu bisa tahu apakah seseorang itu melakukan sesuatu dari hatinya, atau hanya sekedar 'abang-abang lambe' [basa-basi]. Apalagi dalam musik, saya selalu bisa tahu apakah sebuah band main musik karena jujur, ataukah ada agenda tersembunyi di belakangnya [seperti pengen ngetop, pengen juara, pengen dipuji, pengen diterima pasar, dll].
Akhirnya 'keunikan' yang mereka tampilkan terkesan palsu, dan pre-contrived [dibuat-buat]. Padahal berkesenian haruslah jujur. Tanpa melakukan hal-hal 'unik' pun, orang sudah UNIK kok sebenarnya. Asal dia jujur pada dirinya sendiri, keunikan itu pasti akan bersinar. Ditambah dengan kemauan untuk terus belajar, maka seseorang tak pernah gagal untuk menjadi unik.
Oleh karena itu, jujurlah dalam berkarya. Buatlah karyamu bukan karena untuk dipuji, untuk dianggap hebat, dan lain-lain. Tetapi buatlah karena semata-mata karena kamu ingin berkarya. Jika kalau kemudian karyamu itu laku dijual, bersyukurlah. Jika tidak laku, maka yakinlah bahwa kamu sudah menjadi seseorang yang jujur. Itu saja sudah sangat berharga.
Ingatlah. Yang membuat kamu menjadi unik adalah ketika kamu menjadi dirimu sendiri.
Betul bgt bang broooo
ReplyDelete