Sunday, September 11, 2011

STORIES: Zeitgist part 6

Seluruh kerajaan masa lalu dibangun dengan militer, dan semua orang tahu begitulah imperium dibuat.

Inggris tahu betul bagaimana membuat kerajaan, juga Perancis, Jerman, Romawi, Yunani dan mereka bangga akan hal itu. Mereka selalu punya pembenaran seperti menyebarkan peradaban, menyebarkan agama, dan hal-hal semacam itu, namun mereka sadar dan mengakui sedang melakukannya. 

Kita tidak. Mayoritas masyarakat Amerika, tidak sadar bahwa mereka hidup dari keuntungan imperium rahasia, bahwa hari ini ada lebih banyak perbudakan dibanding masa lalu

Anda perlu bertanya, jika memang negara ini adalah imperium, siapa kaisarnya? Yang jelas presiden AS bukan kaisar. Seorang kaisar tidak dipilih, tidak dibatasi masa jabatan, dan tidak bertanggungjawab pada siapapun. Jadi Anda tak bisa memasukan presiden kami dalam klasifikasi itu.

Tapi memang ada kekuatan yang bisa disetarakan dengan kaisar, itu saya sebut sebagai Korporatokrasi.

Korporatokrasi adalah sekelompok individu yang menjalankan korporasi terbesar kami. Dan mereka benar-benar berlaku seperti kaisar dalam imperium ini. Mereka mengendalikan media kami, melalui kepemilikan langsung maupun periklanan.

Mereka mengendalikan hampir seluruh politisi kami karena mereka yang mendanai kampanye politis-politisi itu, lewat korporasi maupun sumbangan pribadi yang mengatasnamakan korporasi.

Para “kaisar” ini tidak dipilih, tidak dibatasi masa jabatan tertentu, dan tak bertanggungjawab pada siapapun, dan yang paling rumit dari Korporatokrasi ini, sulit dipastikan apakah seseorang bekerja untuk korporasi swasta atau pemerintahan,karena mereka selalu berpindah-pindah.

Jadi ada orang yang disatu saat menjabat presiden perusahaan konstruksi raksasa seperti Haliburton, kemudian tiba-tiba dia jadi Wakil Presiden AS atau Presiden perusahaan minyak.

Ini tetap terjadi tak peduli yang menang Demokrat atau Republikan, anda melihat mereka seperti sedang keluar masuk lewat pintu putar.

Dan entah bagaimana, pemerintah kami seringkali tidak nampak, dan kebijakan dilaksanakan oleh korporasi kami dalam berbagai tingkatan. Kebijakan-kebijakan pemerintah pada dasarnya digodok oleh Korporatokrasi, kemudian diusulkan ke pemerintahan untuk dijadikan peraturan pemerintah. Jadi itu adalah hubungan yang sangat mesra.

Ini bukan teori konspirasi atau semacamnya. Mereka tidak harus rapat sembunyi-sembunyi dan membuat plot untuk melakukan sesuatu. Mereka pada dasarnya bekerja dengan satu asumsi utama, bahwa mareka harus memaksimalkan LABA, tak peduli kerusakan sosial dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan.

Proses manipulasi yang dilakukan korporatokrasi melalui hutang, penyuapan, dan kudeta politik disebut:

GLOBALISASI

Seperti halnya Federal Reserve yang terus memperbudak rakyat Amerika dengan hutang yang kekal, inflasi, dan suku bunga. Bank Dunia dan IMF juga melakukan hal yang sama pada skala global.

Menggunakan scam (penipuan) yang sederhana: Buat sebuah negara terjebak hutang, baik secara sukarela atau membuat pemimpinnya jadi korup, lalu paksakan "persyaratan" atau "kebijakan penyesuaian struktural" yang biasanya berupa:

- Devaluasi mata uang -
Ketika nilai mata uang turun, semua yang berharga di dalamnya juga turun. ini akan membuat sumberdaya lokal bisa didapatkan oleh negara-negara predator dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai yang pantas. (ingat sekarang rasanya uang 100 ribu rupiah rasanya kok cepet banget habisnya?)

- Pemotongan anggaran sosial secara besar-besaran -
Ini biasanya termasuk pendidikan dan layanan kesehatan, rusaknya kemapanan dan integritas membuat publik rentan untuk dieksploitasi (ingat kenapa biaya pendidikan menjadi super mahal? Ini agar rakyat menjadi bodoh. Atau biaya rumah sakit yang menggila? Ini supaya kita bingung terus mencari uang supaya bisa bersekolah yang layak. Dan juga ada uang buat jaga-jaga saat kita sakit. Tapi bagaimana mungkin kita bisa sehat, jika selama ini tenaga kita terus dikuras pekerjaan. Lembur, dan lain-lain. Pada akhirnya toh kita akan sakit, dan keluar uang untuk membiayainya. Jadi bisa dibilang sebenarnya kita bekerja keras hanya supaya berjaga-jaga supaya tidak sakit. Padahal dengan bekerja keras seperti itu malah membuat kita semakin rentan dengan penyakit)

- Privatisasi BUMN –
Artinya, sistem yang penting bagi hajat hidup orang banyak dapat dibeli dan diregulasi oleh korporasi asing yang mencari laba.
Sebagai contoh, tahun 1999 Bank Dunia memaksa pemerintah Bolivia menjual sistem air bersih publik di kota ketiga terbesar ke anak perusahaan korporasi AS, "Bechtel".
Segera setelah ini terjadi, biaya air untuk mereka yang tinggal di daerah miskin menanjak cepat. Baru setelah terjadi revolusi besar-besaran oleh rakyat, kontrak Bechtel dibatalkan. (ingat Freeport, ingat privatisasi kampus, ingat penjualan Indosat ,ingat…. ah banyak banget)

- Liberalisasi perdagangan -
Pasar bebas atau membuka ekonomi dengan menghapus batasan dalam perdagangan asing. Hal ini memberi peluang pada berbagai manifestasi penyelewengan ekonomi, seperti korporasi transnasional yang membawa masuk produk produksi masal mengalahkan produksi lokal dan menghancurkan perekonomian lokal.

Contohnya, Jamaika,

setelah menerima pinjaman dan persyaratan dari Bank Dunia, Jamaika harus kehilangan dana tunai terbesar hasil panen karena persaingan impor Barat. Kini, begitu banyak petani menganggur karena mereka tidak sanggup bersaing dengan korporasi besar.

Variasi lain adalah diciptakannya pabrik-pabrik yang tidak mencolok, tidak diregulasi, dan tidak manusiawi (sweatshop), memanfaatkan kesulitan ekonomi  para buruhnya. Sehingga mereka mau dibayar murah dan diperlakukan tidak adil hanya untuk bisa makan.

Ditambah dengan kerusakan lingkungan terus-menerus akibat deregulasi produksi karena sumberdaya negara tersebut dieksploitasi tanpa ampun oleh korporasi sambil menghasilkan polusi dalam jumlah berlimpah.

Terjadi  tuntutan pengadilan tentang kejahatan lingkungan terbesar dalam sejarah dunia diajukan atas nama 30.000 rakyat Ekuador dan Amazon melawan Texaco, yang sekarang dimiliki Chevron namun operasionalnya dibawah Texaco.

Polusi yang dihasilkan ditengarai 18x lebih banyak dari yang dibuang Exxon Valdes di Perairan Alaska. Yang terjadi pada kasus Ekuador bukan kecelakaan. Perusahaan minyak sengaja melakukannya dengan sadar, untuk menghemat uang daripada membangun sistem pembuangan yang layak.

Review atas  catatan kinerja Bank Dunia menunjukkan bahwa lembaga tersebut, yang secara terbuka mengklaim membantu negara-negara miskin untuk berkembang dan mengurangi tingkat kemiskinan tak menghasilkan apapun kecuali meningkatnya kemiskinan dan kesenjangan kekayaan. Sementara laba Korporasi melambung tinggi.

Tahun 1960, kesenjangan pendapatan antara negara kelima terkaya di dunia dibanding negara ke lima termiskin di dunia adalah 30:1.

Tahun 1998 menjadi 74:1.

Ketika GNP global meningkat 40% dibanding tahun 70 dan 85, rakyat miskin meningkat 17%.  Sementara, dari 1985 hingga 2000, orang berpendapatan kurang dari sedolar sehari meningkat 18%. Bahkan Joint Economic Committee Kongres AS mengakui,bahwa tingkat keberhasilan proyek Bank Dunia hanya 40%. Akhir 60an Bank Dunia masuk Ekuador dengan pinjaman besar. Selama 30 tahun kemiskinan meningkat dari 50% menjadi 70%. Tingkat pengangguran meningkat dari 15% hingga 70%. Hutang rakyat meningkat dari 240 juta hingga 16 milyar, sementara pembagian sumberdaya yang dialokasikan untuk masyarakat miskin berkurang dari 20% menjadi 6%.

Bahkan di tahun 2000, 50% APBN Ekuador dialokasikan untuk membayar hutang. Penting untuk dipahami, Bank Dunia, sebenarnya, adalah bank AS, yang menunjang kepentingan AS. Karena AS punya kekuatan veto dalam menentukan segala sesuatu, dan karena AS adalah penyedia kapital terbesar.

Darimana AS mendapat uang tersebut?

Seperti yang anda duga,
Dibuat dari angin dengan sistem perbankan fractional reserve.

No comments:

Post a Comment