Sunday, September 11, 2011

STORIES: Zeitgist part 1

"Budak yang percaya dirinya merdeka, adalah budak selamanya"
~Johann Wolfgang von Goethe, 1749-1832

Masyarakat saat ini, terdiri dari berbagai lembaga. Mulai dari lembaga politik, lembaga hukum, lembaga agama. Hingga lembaga kelas sosial, nilai-nilai keluarga dan spesialisasi menurut jabatan. Pengaruh berbagai struktur tradisional ini sangat besar dalam membentuk pemahaman dan cara pandang kita. Namun, dari seluruh lembaga sosial dimana kita dilahirkan, diarahkan, dan dikondisikan, tak satupun sistem yang begitu ditelan bulat-bulat dan disalahpahami seperti sistem keuangan.

Hampir seperti agama, lembaga keuangan yang ada menjadi salah satu keyakinan yang tidak pernah dipertanyakan. Bagaimana uang dibuat, kebijakan yang mengaturnya dan efek sebenarnya terhadap masyarakat dianggap tidak menarik oleh kebanyakan orang.

Dalam dunia dimana 1% populasi menguasai 40% dari seluruh kekayaan planet. Dalam dunia dimana 34.000 anak mati setiap hari karena kemiskinan dan penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah, dan dimana 50% populasi dunia, hidup dengan penghasilan kurang dari 2 dollar perhari. Satu hal yang jelas terlihat:
Ada sesuatu yang sangat salah.

Dan disadari atau tidak, nyawa dari seluruh lembaga yang kita miliki, termasuk nyawa dari masyarakat itu sendiri, adalah uang. Karena itulah, memahami pelembagaan kebijakan keuangan ini sangat penting untuk memahami mengapa hidup kita seperti ini. Sayangnya, ilmu ekonomi dianggap membingungkan dan membosankan.
Banjir jargon keuangan, ditambah perhitungan matematis mengerikan, membuat  orang malas untuk memahaminya. Namun, dalam kenyataannya, Ruwetnya sistem keuangan ini hanyalah topeng, untuk menyembunyikan salah satu struktur yang paling melumpuhkan, yang pernah dialami manusia.

 
Beberapa tahun yang lalu, Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve, menerbitkan dokumen berjudul "Modern Money Mechanics". Terbitan ini menerangkan pembuatan uang yang dilembagakan, sebagaimana digunakan oleh Federal Reserve bersama jaringan perbankan komersial global yang didukungnya. Di halaman pembuka dokumen itu diterangkan tujuannya.
“Tujuan dari buklet ini adalah untuk menjelaskan proses dasar pembuatan uang dalam sistem perbankan cadangan fraksional. Selanjutnya adalah penjelasan proses cadangan fraksional itu, melalui berbagai terminologi perbankan.”
Jika diterjemahkan, kurang lebih akan seperti ini:
Pemerintah Amerika Serikat memutuskan bahwa mereka butuh sejumlah uang. Jadi mereka menghubungi Federal Reserve dan meminta, misalnya, 10 milyar dolar. FED menjawab, "Oke, kami akan beli surat obligasi pemerintah senilai sepuluh milyar"
Kemudian pemerintah mengambil beberapa helai kertas, menggambarinya dengan desain yang tampak resmi, lalu menyebutnya surat obligasi. Lalu mencantumkan nilai 10 milyar dolar pada surat-surat obligasi tersebut, kemudian mengirimkannya ke FED.
Sebaliknya, orang FED juga membuat kertas-kertas dengan gambar mengesankan, tapi yang ini mereka sebut sebagai nota Federal Reserve, tentunya juga bernilai 10 milyar Dolar. FED kemudian menukar nota ini dengan surat obligasi pemerintah,
Setelah pertukaran selesai, pemerintah mengambil nota Federal Reserve senilai 10 milyar itu, dan menyimpannya dalam akun bank. Dan, dengan penyimpanan ini, nota-nota tadi menjadi uang yang sah, menambah 10 milyar kedalam jumlah uang Amerika.
Dan begitulah. Uang 10 milyar telah tercipta.
Tentu saja contoh ini adalah generalisasi, karena sebenarnya transaksi ini bisa terjadi secara elektronik. Tanpa kertas sama sekali. Nyatanya, hanya 3% dari cadangan uang Amerika yang berbentuk fisik. 97% sisanya hanya ada dalam bentuk data digital. Sekarang, surat obligasi pemerintah dirancang sebagai instrumen hutang Dan, ketika FED memesan surat-surat hutang (dengan uang yang secara esensi dibuat dari ketiadaan), pemerintah berjanji untuk membayar uang tersebut kepada FED.
Dengan kata lain, uang diciptakan dari hutang.
Begitulah, pertukaran dilakukan. Dan sekarang, 10 milyar dolar ada dalam akun bank komersial. Disini menariknya. Karena, berdasar pada praktek 'cadangan fraksional', deposit 10 milyar dolar tersebut, seketika berubah menjadi bagian dari cadangan bank. Seperti semua deposit lainnya. dan sesuai kebutuhan cadangan yang dinyatakan dalam "Modern Money Mechanics",
“Sebuah bank harus memiliki cadangan dana sebesar sekian persen dari total simpanan yang dimiliki.”
Kemudian dinyatakan dengan menyebut:
"Menurut peraturan yang berlaku, jumlah cadangan yang diwajibkan untuk kebanyakan akun transaksi adalah 10%."
Itu berarti dari deposit 10 milyar dolar, 10%-nya, atau satu milyar-nya, ditahan sebagai cadangan wajib, sedangkan 9 milyar sisanya dianggap sebagai kelebihan, dan bisa dipinjamkan sebagai hutang-hutang baru.
Sekarang jadi logis untuk berasumsi, bahwa 9 milyar ini berasal dari 10 milyar deposit tadi.
Namun kenyataannya tidak begitu.
Apa yang sesungguhnya terjadi adalah 9 milyar dibuat langsung dari ketiadaan, sebagai tambahan dari deposit yang 10 milyar. Itulah caranya jumlah uang jadi semakin banyak. Sebagaimana dinyatakan dalam "Modern Money Mechanics”:
"Bank-bank itu tidak benar-benar membayarkan pinjaman dari uang yang mereka terima sebagai deposit"
Jika mereka melakukannya, tak akan ada uang tambahan tercipta. Yang mereka lakukan ketika mereka meminjamkan uang adalah
menerima nota perjanjian kesanggupan membayar (kontrak pinjaman) untuk ditukar dengan kredit (uang) ke akun si peminjam.
Dengan kata lain, 9 milyar bisa dibuat dari ketiadaan. Hanya karena ada yang ingin pinjam, dan tersedianya 10 milyar deposit untuk memenuhi syarat kebutuhan cadangan.

Sekarang, bayangkan seseorang datang ke bank dan meminjam 9 milyar dolar yang baru “tercipta”, biasanya orang itu akan mengambil uang itu dan menyimpannya dalam akun bank mereka sendiri.
Proses ini kemudian berulang.
Karena deposit itu menjadi bagian dari cadangan bank, 10% di isolasi dan 90% sisanya atau 8,1 milyar tersedia sebagai uang baru untuk dipinjamkan lagi. Dan tentu saja, 8,1 itu bisa dipinjamkan dan di depositokan lagi untuk membuat tambahan 7,2 milyar lalu 6,5 milyar... 5,9 milyar... dan seterusnya Perputaran pinjaman uang ini secara teknis bisa berlanjut tanpa batas.
Hasil matematis rata-rata adalah sekitar 90 milyar dolar bisa dibuat dari uang yang hanya 10 milyar.
Dengan kata lain, dari setiap deposit yang terjadi dalam sistem perbankan, dapat diciptakan 9 kali lipat jumlah uang yang berasal dari ketiadaan.

Jika dibandingkan sistem ekonomi lain, seperti sistem Ekonomi berbasis EMAS, maka sistem ekonomi buatan Amerika ini sungguh rapuh. Sistem ekonomi berbasis emas adalah sepert ini:
Emas dipakai sebagai alat tukar dan alat beli. Karena tidak mudah dibawa-bawa, maka orang menyimpan emas nya di Bank. Bank lalu mengeluarkan surat bukti bahwa sang penyimpan memang mempunyai simpanan emas di bank. Surat bukti inilah yang kemudian dipergunakan sebagai alat tukar dan alat beli.

Surat bukti ini, atau bisa kita sebut UANG, mempunyai nilai tukar yang sama berharganya dengan emas. Karena yang memberi harga dan nilai pada uang itu adalah nilai emasnya.

Sistem ini dipakai di China jaman kekaisaran dulu. Saya jadi teringat dengan film-film silat jaman dahulu, jika membahas hal ini.

Bandingkan dengan sistem ekonomi buatan Bank Sentral, tyang menciptakan uang dari ketiadaan. Mereka hanya mengambil kertas, mencetaknya dan desain tertentu, dan menamakannya uang. Kertas yang awalnya tidak mempunyai nilai apa-apa, mereka beri nilai sendiri.

Ini sama saja, dengan saya, membeli kertas, lalu memprint sebuah desain, lalu menyebutnya UANG. Dan membelanjakannya. Bukankah kertas itu tidak ada nilainya? Begitulah sistem yang kita pakai sekarang di dunia ini. Sayangnya, cuma institusi yang bernama BANK SENTRAL yang berhak mencetak uang ini. Padahal dalam kenyataannya, kertas uang ini sebenarnya sama-sama tidak ada nilainya dengan kertas yang kita print sendiri.

Inilah dasar pijakan ekonomi dunia. Membuat uang dari ketiadaan. Membuat uang dari hutang. Bentuk gampangnya, bisa kita temui sehari-hari. Contohnya jika seseorang mempunyai dua kartu kredit yang berbeda dari bank yang berbeda.

Biasanya mereka menggunakan kartu kredit B untuk membayar tagihan kartu kredit A. Utang dibayar utang pula. Sedangkan uang secara bentuk fisik tidak ada. Begitulah. Jika seumpama ada masa jatuh tempo bahwa semua orang diseluruh dunia harus membayar hutang-hutangnya, maka perekonomian seperti ini pasti akan langsung ambruk.

No comments:

Post a Comment