Sebagian dari kamu pasti udah
pernah rekaman di rumah atau studio rumahan atau sekedar iseng-iseng ngerekam
gitar di kamar. Dari yang menggunakan sound card dan peralatan sederhana,
sampai yang paling canggih dan cenderung mahal. Tapi, menurut pengalaman saya,
kebanyakan hasilnya gak memuaskan. Kenapa? Yuk dibahas.
Menurut pengalaman ane sebagai
gitaris belum terkenal yang mencoba peruntungan dengan merilis album, nyari
sound gitar yang enak saat rekaman itu SYUUSYAAAH. Ada banyak factor penyebabnya.
Yang PERTAMA, kita salah pendekatan. Gak cuma pacaran, untuk rekaman pun kita
butuh pendekatan yang benar. Yang paling utama adalah pendekatan kita saat
rekaman di studio, haruslah berbeda dengan saat main live.
Kita gak bisa nyetting peralatan
kita dengan cara yang sama. Karena sound yang kita hasilkan dan butuhkan saat
rekaman, tu beda banget dengan live. Untuk settingan live, ada banyak factor yang
berpengaruh seperti ruangan/venue, bocoran instrumen lain (drum!!!), dan
macem-macem deh. Sedangkan untuk rekaman, sound gitar kita bisa diisolasi, treatment
ruangan yang akustiknya bagus (karena studio memang dirancang untuk itu),
macem-macem deh. Ini sangat berpengaruh bagi settingan equalizer dan distorsi
kamu. Karena itu jangan ngeset aapun berdasarkan angka, tetapi berdasarkan
suara yang kamu dengar.
Faktor kelistrikan juga sangat
berpengaruh loh. Apalagi untuk kamu yang menggunakan ampli (tabung atau solid
state). Ketika merekam album ‘New World’ nya C-Four, tone gitar saya
berubah-ubah dengan sendirinya setiap rekaman. Sumpah susah banget bikin sound
gitar yang stabil dan konsisten di studio. Apalagi bukan di studio kelar
professional dengan peralatan super canggih dan super mahal.
Sekarang saya menemukan solusi
untuk ini. Saya bedain banget peralatan yang saya pake untuk live dan untuk
rekaman. Untuk live, menggunakan peralatan perang saya yang biasanya. Ampli
Randall T2HL (distorsinya diambil dari sini, bukan dari stomp box), pedalboard
berisi beberapa stomp box, serta sebuah DI Box merk Behringer.
Untuk rekaman, saya sama sekali
gak menggunakan peralatan ini. Saya malah memanfaatkan program dan VST yang ada
di computer. Untuk distorsinya saya menggunakan program seperti Amplitube atau
Bias. Begitu juga efek modulasinya menggunakan VST yang ada. Tersedia berbagai
macam VST yang bisa kamu beli atau download gratisan. Soundnya sudah sangat oke
menurut saya. Apalagi, saya jadi gak perlu ribet untuk miking, mencari akustik
ruangan yang baik, dan lain-lain. Cukup utak-atik aja programnnya di computer.
Efek digital juga banyak yang
keren. Seperti Fractal yang super mahal itu, atau Line 6 POD HD. Bahkan Zoom G5
yang saya pakai juga cukup mengagumkan. Heheeh.
Tips yang paling penting adalah
pastikan kamu menggunakan DI Box saat melakukan rekaman, dan pastikan ada
sinyal clean yang terekam. Masukan sound Clean itu di satu atau dua track. Kamu
bisa menggunakan sound clean ini untuk menggonta-ganti sound gitarmu. Caranya
dengan mencoba berbagai macam VST yang ada. Karena sinyal gitarmu clean, kamu
bisa mencoba berbagai macam simulasi ampli, pedal, dan macem-macem yang
ditawarkan VST.
Yang KEDUA, tidak selamanya multi
track itu akan membuat suara semakin tebal. Dulu pas ngerekam ‘New World”, saya
menggunakan 4 track untuk ritem gitar. 2 di kiri, dan 2 di kanan. Tapi ya gak
memuaskan juga. Soundnya jadi tebel sih, tapi kehilangan ‘attack’ sehingga
kurang tegas. Kenapa ‘attack’ nya hilang? Karena sebagai manusia, kita gak bisa
bermainan gitar dengan benar-benar presisi. Isian track 1 dengan track 2, pasti
akan berbeda sepersekianratus detik. Semakin banyak track, perbedaannya juga
akan semakin banyak. Akhirnya jadi kabur dan kurang tegas.
Sekarang saya hanya cukup 2 track
saja. Satu kiri dan satu kanan. Hidup
jadi lebih bahagia.
Faktor KETIGA, kurangi GAIN! Ini
sangat gak masuk akal ya. Karena untuk membuat gitar semakin sangar, kita butuh
high gain! Semakin banyak gain, semakin basaaah, semakin nikmaaaaat. Yup,
banyak gain memang membuat gitar enak dimainin, dan kedengarannya sedap. Tapi
saat rekaman, kebanyakan gain akan mengaburkan tone kamu. Justru dengan gain
yang tidak terlalu besar, attack sound gitarmu akan terdengar lebih tegas.
Faktor KEEMPAT, adalah kurangi
LOW. Ini juga mengherankan. Karena bagi para gitaris, frequensi Low akan
membuat gitar terdengar tebal dan berat. Memang benar sih, kalo kamu main
gitarnya sendirian. Tetapi begitu bass dan kick drum masuk, maka frekuensi Low
di gitar kamu akan jadi pecundang. Pasti kalah ama bass dan kick drum. Karena itu,
sebaiknya fokuskan sound gitar kamu di frequensi MIDDLE. Biarkan urusan LOW
dihandle oleh ahlinya (bass dan kick drum).
Faktor yang terakhir, adalah
GITARMU sendiri. Gunakanlah gitar yang soundnya sesuai dengan kebetuhan. Kalo
kami mencari sound clean buat ngefunk ala RHCP, kamu gak akan menemukannya di
gitar ala Les Paul dengan humbucker. Kamu cuma bisa mendapatkannya di gitar Stratocaster
yang menggunakan single coil. Begitu juga kalo kamu pengen sound gitar
menggelegar ala Meshuggah, kamu gak bakalan bisa menemukannya di gitar
Telecaster dengan pickup P-90.
Saya memiliki beberapa gitar
Telecaster dengan pickup yang berbeda-beda. Untuk main standar (tuning standar,
dan rock yang gak terlalu metal banget), saya menggunakan Tele warna pink yang
berisi Seymour Duncan P-Rails. Pickup ini memiliki desain unik yang bisa
menghasilkan 3 karakter sekaligus, humbucker, single coil, dan P-90.
Untuk settingan metal, saya
memiliki tele yang di drop C, dan menggunakan Seymour Duncan Alpha Omega untuk
menghasilkan sound yang Djenty.
Setiap produk didesain untuk
menghasilkan tonenya masing-masing.
Oke, sebagai kesimpulan, ini yang
saya lakukan saat rekaman. Dari
gitar, masuk DI Box, lalu masuk ke computer. SInyal yang terekam adalah sinyal
Clean tanpa suara distorsi, sedangkan yang terdengar saat saya rekaman adalah
yang terdistorsi (masuk VST). Gak tau lah gimana caranya, ini kerjaannya
sound engineer. Nanti sinyal Clean inilah yang dipakai saat mixing. Saya bisa
mengotak atik soundnya dengan cara menggunakan VST yang berbeda-beda, atau
mengubah equalizernya juga dengan menggunakan VST.
Untuk distorsi, VST yang saya
gunakan adalah Amplitube 4. Simulasinya adalah Jet City Amplification. Sedikit
utak atik settingan mic dan kabinetnya. Ditambah noise gate untuk menghilangkan
noise. Ditambah
noise gate untuk menghilangkan noise, serta overdrive sejenis TS-9 untuk nambah
tendangan. Untuk sound clean saya juga menggunakan Amplitube yang Jimi Hendrix.
Entah kenapa saya selalu suka dengan sound cleannya Hendrix (yang gak
clean-clean banget itu).
Nah, mudah-mudahan tulisan ini
bisa menginspirasi teman-teman untuk terus bereksplorasi dan menemukan sound
idamannya. Yeaaaaaay!
No comments:
Post a Comment