Tujuan membentuk band adalah
meraih sukses dengan cara bermusik bersama-sama. Pertama-tama yang harus ditentukan adalah arti
dari SUKSES itu sendiri. Apakah SUKSES merupakan ketenaran dan
uang ? Ataukah SUKSES berupa pesan-pesannya tersampaikan ? Ataukah
SUKSES karena ia dapat bermusik sesuai dorongan hatinya?
Tujuan SUKSES ini yang harus
diserasikan dari awal, sehingga sebuah band dapat menentukan
langkah-langkahnya, memformulasikan strateginya, dan menghasilkan produk yang
sesuai dengan tujuan SUKSES itu sendiri. Sebagai manusia, kita memiliki yang keinginan
yang berbeda-beda. Tetapi alangkah baiknya jika seluruh personil sebuah band
memiliki tujuan yang sama. Dengan begitu akan mempermudah mereka dalam
menjalankan band ini sendiri.
Membentuk sebuah band biasanya
jauh lebih mudah ketimbang mempertahankannya. Pada awalnya sebuah band akan
berjalan dengan mulus, karena personil-personilnya berada dalam ‘gelombang’
yang sama. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu, masing-masing mulai memiliki
prioritasnya tersendiri. Perjalanan hidup membuat setiap personil kemudian
‘berubah’. Ada pesonil yang lebih memilih serius melanjutkan kuliah, ada yang
ingin bekerja kantoran, ada yang karena tuntutan berkeluarga, dll.
Akhirnya band yang pada awalnya
solid mulai terpecah karena perbedaan prioritas. Band yang pada awalnya idealis
menjadi pragmatis dan komersil karena berusaha menjadi band yang ‘laku’ dengan
cara mengikuti selera pasar. Walaupun mengorbankan selera musik mereka, mereka
dengan betah memainkan musik yang tidak mereka sukai, hanya agar sukses dijual.
Sebuah langkah yang sah-sah saja mengingat prioritas dan keinginan setiap orang
berbeda. Tetapi persoalan akan timbul ketika segala usaha untuk menjadi ‘laku’
kemudian gagal. Paling sering, pada akhirnya band seperti ini pecah berantakan.
Di sisi lain, ada band yang tetap
berkarya dalam keidealismenya. Musik mereka tetap sesuai keinginan mereka.
Penjualan tidak menjadi prioritas utama. Yang penting pesan-pesan mereka
tersampaikan, atau idealism bermusik mereka tersalurkan. Band seperti ini,
tidak banyak yang mendapatkan sukses secara besar-besaran, tetapi mereka
memiliki pendengar-pendengar yang cukup banyak. Ada yang bermusik sudah menjadi
pilihan hidup.
Semuanya kembali lagi ke
persoalan ‘kriteria sukses’. Apa itu
kesuksesan bagi kamu?
Dan hargai juga bahwa kesuksesan
bagi orang itu berbeda-beda.
Ada yang bilang ‘sukses’ itu jika
mempunya album terjual jutaan copy. Ada yang bilang ‘sukses’ itu bisa main di
panggung besar dan ditonton puluhan ribu orang. Ada yang bilang ‘sukses’ itu
jika dia bisa bermain musik sesuai keinginannya. Ada yang bilang ‘sukses’ itu
adalah ketika musiknya bisa merubah hidup orang lain. Masih banyak sekali
kriteria sukses.
Apa kriteria SUKSES bagimu?
Bagi saya, kriteria SUKSES adalah
ketika karya kita bisa mengubah hidup orang lain. Karya itu tidak harus laku
keras. Tidak harus popular. Tidak harus melegenda. Tetapi jika karya saya bisa
menginspirasi satu orang untuk mulai bermain gitar, atau jika karya saya bisa
menghentikan orang dari bunuh diri, bagi saya itu sudah merupakan sebuah KESUKSESAN.
Ada orang yang tidak saya kenal pernah
menghubungi saya dan mengatakan ia tidak jadi bunuh diri karena mendengarkan
sebuah lagu karya saya. Ada juga seseorang yang mengaku berhasil bangkit dari
keterpurukan hidupnya gara-gara membaca sebuah karya tulisan saya.
Itulah makna SUKSES bagi saya.
Tentu saja berbeda dengan makna SUKSES bagi orang lain. Atau bahkan untuk
kawan-kawan ngeband saya sendiri. Tetapi jika kita sudah bisa menyelaraskan
perbedaan, maka hasilnya cuma 2. Yang pertama adalah band itu pecah karena
sudah berbeda visi dan misi, dan yang ke 2 adalah kolaborasi dan sinkronisasi.
Kita tidak perlu sama dalam bertujuan, tetapi kita bisa selaras dalam harmoni,
dan dalam berkarya.
Menyatukan banyak kepala, adalah
menyatukan banyak keinginan. Bukanlah sebuah hal yang mudah. Di sini dibutuhkan
LEADERSHIP yang cukup matang. LEADERSHIP ini bisa datang dari personil band,
bisa datang dari manajemen, bisa datang dari mana saja yang terlibat dengan
band ini. Tugasnya adalah mengambil keputusan yang bisa mengakomodir
kepentingan semua pihak di dalam band. Atau yang paling berat, mengambil
keputusan terbaik dari segala keputusan yang ada. Sebuah hal yang sulit memang.
Leadership ini juga bisa gagal,
jika ia tidak memiliki TEAM yang kuat dan solid. Team yang bisa menghasilkan
karya terbaik berdasarkan skill dan keunikan setiap individu. Oleh karena itu
seorang LEADER harus bisa memahami karakter setiap individu di dalam TEAM nya,
lalu mengkapitalisasi setiap karakter itu melalui kelebihan dan kekurangan
mereka.
LEADER harus bisa memimpin TEAM
untuk menyatukan kekuatan. Kelebihan mana saja yang harus ia ekspose, dan
kekurangan mana saja yang harus ia perbaiki. Karena karakter sebuah band
berasal dari kelebihan dan kekurangan setiap personilnya. Bahkan karakter
manusia, berasal dari semua kelebihan dan kekuarangannya. Ternyata, kekurangan
pun bisa menjadi kelebihan.
Pada awal berdiri, C-Four
memiliki vokalis yang tidak bisa bernyanyi. Ia hanya bisa nge-rap. Kami
akhirnya memutuskan untuk focus membuat musik yang groovy di mana ia bisa
nge-rap dengan nyaman. Kami tidak mungkin membuat musik Jazy dengan teknik dan
nada bernyanyi yang ‘meliuk-liuk’ karena terbatasi oleh kekurangan vokalis
kami.
Sebagai gitaris pemula pada saat
itu, sangat sulit bagi saya untuk bermain gitar dengan teknik tinggi yang
berskill. Saya akhirnya mengandalkan bermain bunyi-bunyi yang unik untuk
menutupi kekurangan saya dalam hal skill.
Kekurangan vokalis dan gitaris
inilah yang kemudian menghasilkan karakter musik C-Four. Pada awalnya adalah
sebuah kekuarangan, tetapi lambat laun menjadi ciri khas musik kami sendiri.
Formula musik seperti ini yang maah membuat kami beberapa kali meraih gelar
‘Terbaik’ dalam festival musik mulai dari tingkat local sampai nasional. Bahkan
sebuah pabrikan amplifier asal USA pun memberi endorse kepada saya. C-Four
secara tidak langsung meraih prestasi ‘internasional’ justru karena kekurangan
kami.
Kini, waktu berlalu, jaman
berubah, setiap personil memiliki perubahan prioritas. Ada yang memilih serius
menjadi dokter, ada yang berbisnis, ada yang memilih bergabung dengan band
lain. Tetapi saya tetap memiliki impian. SUKSES dalam pengartian saya sendiri.
Saya masih didukung tim manajemen yang tanpa pamrih selalu mendukung dan
bekerja keras. Saya harus mencari
personil lain yang kira-kira memiliki tujuan yang sama. ‘Gelombang’ yang sama.
Sungguh tidak mudah.
Tetapi tidak ada perjuangan yang
mudah. Saya tidak tahu akan sejauh mana karya saya bisa diterima. Jika bisa
merubah hidup orang lain, saya sangat bersyukur karena itulah tujuan kesuksesan
saya. Jika kemudian menjadi tenar dan menghasilkan banyak uang, bagi saya itu
adalah bonus yang harus disyukuri pula.
I just wanna see how far I can go.
Bagaimana dengan kamu?
No comments:
Post a Comment