Sunday, December 18, 2016

NGEBAND: SUKSES ATAU GAGAL?



Tujuan membentuk band adalah meraih sukses dengan cara bermusik bersama-sama. Pertama-tama yang harus ditentukan adalah arti dari SUKSES itu sendiri. Apakah SUKSES merupakan ketenaran dan uang ? Ataukah SUKSES berupa pesan-pesannya tersampaikan ? Ataukah SUKSES karena ia dapat bermusik sesuai dorongan hatinya?

Tujuan SUKSES ini yang harus diserasikan dari awal, sehingga sebuah band dapat menentukan langkah-langkahnya, memformulasikan strateginya, dan menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan SUKSES itu sendiri. Sebagai manusia, kita memiliki yang keinginan yang berbeda-beda. Tetapi alangkah baiknya jika seluruh personil sebuah band memiliki tujuan yang sama. Dengan begitu akan mempermudah mereka dalam menjalankan band ini sendiri.

Membentuk sebuah band biasanya jauh lebih mudah ketimbang mempertahankannya. Pada awalnya sebuah band akan berjalan dengan mulus, karena personil-personilnya berada dalam ‘gelombang’ yang sama. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu, masing-masing mulai memiliki prioritasnya tersendiri. Perjalanan hidup membuat setiap personil kemudian ‘berubah’. Ada pesonil yang lebih memilih serius melanjutkan kuliah, ada yang ingin bekerja kantoran, ada yang karena tuntutan berkeluarga, dll.

Akhirnya band yang pada awalnya solid mulai terpecah karena perbedaan prioritas. Band yang pada awalnya idealis menjadi pragmatis dan komersil karena berusaha menjadi band yang ‘laku’ dengan cara mengikuti selera pasar. Walaupun mengorbankan selera musik mereka, mereka dengan betah memainkan musik yang tidak mereka sukai, hanya agar sukses dijual. Sebuah langkah yang sah-sah saja mengingat prioritas dan keinginan setiap orang berbeda. Tetapi persoalan akan timbul ketika segala usaha untuk menjadi ‘laku’ kemudian gagal. Paling sering, pada akhirnya band seperti ini pecah berantakan.

Di sisi lain, ada band yang tetap berkarya dalam keidealismenya. Musik mereka tetap sesuai keinginan mereka. Penjualan tidak menjadi prioritas utama. Yang penting pesan-pesan mereka tersampaikan, atau idealism bermusik mereka tersalurkan. Band seperti ini, tidak banyak yang mendapatkan sukses secara besar-besaran, tetapi mereka memiliki pendengar-pendengar yang cukup banyak. Ada yang bermusik sudah menjadi pilihan hidup.

Semuanya kembali lagi ke persoalan ‘kriteria sukses’.  Apa itu kesuksesan bagi kamu?

Dan hargai juga bahwa kesuksesan bagi orang itu berbeda-beda.
Ada yang bilang ‘sukses’ itu jika mempunya album terjual jutaan copy. Ada yang bilang ‘sukses’ itu bisa main di panggung besar dan ditonton puluhan ribu orang. Ada yang bilang ‘sukses’ itu jika dia bisa bermain musik sesuai keinginannya. Ada yang bilang ‘sukses’ itu adalah ketika musiknya bisa merubah hidup orang lain. Masih banyak sekali kriteria sukses.
Apa kriteria SUKSES bagimu?

Bagi saya, kriteria SUKSES adalah ketika karya kita bisa mengubah hidup orang lain. Karya itu tidak harus laku keras. Tidak harus popular. Tidak harus melegenda. Tetapi jika karya saya bisa menginspirasi satu orang untuk mulai bermain gitar, atau jika karya saya bisa menghentikan orang dari bunuh diri, bagi saya itu sudah merupakan sebuah KESUKSESAN.

Ada orang yang tidak saya kenal pernah menghubungi saya dan mengatakan ia tidak jadi bunuh diri karena mendengarkan sebuah lagu karya saya. Ada juga seseorang yang mengaku berhasil bangkit dari keterpurukan hidupnya gara-gara membaca sebuah karya tulisan saya.

Itulah makna SUKSES bagi saya. Tentu saja berbeda dengan makna SUKSES bagi orang lain. Atau bahkan untuk kawan-kawan ngeband saya sendiri. Tetapi jika kita sudah bisa menyelaraskan perbedaan, maka hasilnya cuma 2. Yang pertama adalah band itu pecah karena sudah berbeda visi dan misi, dan yang ke 2 adalah kolaborasi dan sinkronisasi. Kita tidak perlu sama dalam bertujuan, tetapi kita bisa selaras dalam harmoni, dan dalam berkarya.

Menyatukan banyak kepala, adalah menyatukan banyak keinginan. Bukanlah sebuah hal yang mudah. Di sini dibutuhkan LEADERSHIP yang cukup matang. LEADERSHIP ini bisa datang dari personil band, bisa datang dari manajemen, bisa datang dari mana saja yang terlibat dengan band ini. Tugasnya adalah mengambil keputusan yang bisa mengakomodir kepentingan semua pihak di dalam band. Atau yang paling berat, mengambil keputusan terbaik dari segala keputusan yang ada. Sebuah hal yang sulit memang.

Leadership ini juga bisa gagal, jika ia tidak memiliki TEAM yang kuat dan solid. Team yang bisa menghasilkan karya terbaik berdasarkan skill dan keunikan setiap individu. Oleh karena itu seorang LEADER harus bisa memahami karakter setiap individu di dalam TEAM nya, lalu mengkapitalisasi setiap karakter itu melalui kelebihan dan kekurangan mereka.

LEADER harus bisa memimpin TEAM untuk menyatukan kekuatan. Kelebihan mana saja yang harus ia ekspose, dan kekurangan mana saja yang harus ia perbaiki. Karena karakter sebuah band berasal dari kelebihan dan kekurangan setiap personilnya. Bahkan karakter manusia, berasal dari semua kelebihan dan kekuarangannya. Ternyata, kekurangan pun bisa menjadi kelebihan.

Pada awal berdiri, C-Four memiliki vokalis yang tidak bisa bernyanyi. Ia hanya bisa nge-rap. Kami akhirnya memutuskan untuk focus membuat musik yang groovy di mana ia bisa nge-rap dengan nyaman. Kami tidak mungkin membuat musik Jazy dengan teknik dan nada bernyanyi yang ‘meliuk-liuk’ karena terbatasi oleh kekurangan vokalis kami.

Sebagai gitaris pemula pada saat itu, sangat sulit bagi saya untuk bermain gitar dengan teknik tinggi yang berskill. Saya akhirnya mengandalkan bermain bunyi-bunyi yang unik untuk menutupi kekurangan saya dalam hal skill.

Kekurangan vokalis dan gitaris inilah yang kemudian menghasilkan karakter musik C-Four. Pada awalnya adalah sebuah kekuarangan, tetapi lambat laun menjadi ciri khas musik kami sendiri. Formula musik seperti ini yang maah membuat kami beberapa kali meraih gelar ‘Terbaik’ dalam festival musik mulai dari tingkat local sampai nasional. Bahkan sebuah pabrikan amplifier asal USA pun memberi endorse kepada saya. C-Four secara tidak langsung meraih prestasi ‘internasional’ justru karena kekurangan kami.

Kini, waktu berlalu, jaman berubah, setiap personil memiliki perubahan prioritas. Ada yang memilih serius menjadi dokter, ada yang berbisnis, ada yang memilih bergabung dengan band lain. Tetapi saya tetap memiliki impian. SUKSES dalam pengartian saya sendiri. Saya masih didukung tim manajemen yang tanpa pamrih selalu mendukung dan bekerja keras. Saya harus mencari personil lain yang kira-kira memiliki tujuan yang sama. ‘Gelombang’ yang sama.

Sungguh tidak mudah.

Tetapi tidak ada perjuangan yang mudah. Saya tidak tahu akan sejauh mana karya saya bisa diterima. Jika bisa merubah hidup orang lain, saya sangat bersyukur karena itulah tujuan kesuksesan saya. Jika kemudian menjadi tenar dan menghasilkan banyak uang, bagi saya itu adalah bonus yang harus disyukuri pula.

I just wanna see how far I can go.

Bagaimana dengan kamu?


No comments:

Post a Comment